Tuesday, April 22, 2014

8. Variasi Satu huruf

Masih menyangkut seri kebudayaan, sekarang pembahasan kita mengenai variasi satu huruf pada pecahan Rp.5. Tentunya banyak diantara kita yang bertanya-tanya, mengapa di KUKI terdapat jenis-jenis uang tertentu yang mempunyai variasi satu huruf sedangkan jenis-jenis lainnya tidak.

Uang2 kertas yang memiliki variasi satu huruf adalah :
1. Pecahan 5 rupiah 1952
2. Seri binatang 1957 (semua pecahan kecuali 10 dan 25)
3. Seri bunga 1959 (semua pecahan)
4. Seri Sukarno 1960 pecahan 25, 50, 500 dan 1000 rupiah

Silahkan lihat gambar


Pecahan 5 rupiah 1952 terdapat variasi 1 hurufnya




Hampir semua seri binatang 1957 mempunyai variasi satu huruf




Semua pecahan pada seri bunga 1959 juga mempunyai variasi satu huruf




Beberapa pecahan pada seri Sukarno 1960 juga mempunyai variasi satu huruf yaitu pecahan 25, 50, 500 dan 1000 rupiah.



Sekarang kita lihat apa yang ditulis di katalog 'World Paper Money' (katalog Pick)



Ternyata pada katalog Pick tidak ditemukan penjelasan mengenai variasi satu huruf dari pecahan 5 rupiah seri kebudayaan. Di sana hanya dijelaskan sebagai: 1952. Gray-blue. R. Kartini at l (left). Jadi secara ringkas katalog Pick hanya menganggap bahwa pecahan ini terdiri dari satu jenis saja. Sedangkan pecahan 10 dan 25 rupiah yang di KUKI dibedakan menjadi 3 variasi, pada Pick hanya dibedakan menjadi 2 jenis.


Sebagai seorang kolektor tentu kita akan bertanya-tanya:
1. Mengapa terdapat perbedaan antara KUKI dengan Pick?
2. Mengapa ada uang-uang tertentu yang mempunyai variasi satu huruf?
3. Mengapa variasi ini jauh lebih sukar didapatkan dibandingkan variasi 3 huruf?


Yang lebih mengherankan mengapa pada satu seri seperti pada seri kebudayaan hanya pecahan 5 rupiahnya saja yang mempunyai variasi satu huruf? Mengapa pecahan-pecahan lainnya tidak memiliki variasi tersebut?


Sekarang coba kita perhatikan apa nama percetakan dari semua uang kertas yang mempunyai variasi 1 huruf: Ternyata cuma satu nama yaitu Thomas De La Rue (TDLR).
Percetakan lain seperti Percetakan Kebayoran, Johan Enschede dan Peruri tidak memiliki variasi satu huruf. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa sistem penomoran pada masing2 percetakan TIDAK SAMA. Nah, menurut logika bila ada variasi satu huruf berarti variasi tersebut yang pertama digunakan, dimulai dari satu huruf A, sebanyak 5 angka (99999) lembar, lalu disusul B sebanyak 99999 lembar dan seterusnya sampai Z. Bila benar maka variasi satu huruf dari A sampai Z diasumsikan akan ada sebanyak 24 abjad (mungkin I dan X tidak dipakai) dikali masing2 99999 (genapkan saja menjadi 100000) menghasilkan angka 2.400.000 lembar.

Kalau perhitungan di atas dianggap benar maka variasi 1 huruf bukanlah barang langka, karena ada sekitar 2,4 juta lembar. Kenyataannya variasi tersebut jauh lebih sedikit dan sangat sulit ditemukan. Dengan demikian asumsi kita yang menyatakan bahwa variasi satu huruf adalah yang pertama kali dicetak adalah TIDAK BENAR.

Kalau begitu apa dan mengapa ada variasi satu huruf?

Variasi satu huruf yang hanya ditemukan pada percetakan TDLR sebenarnya adalah SERI PENGGANTI. Para ahli numismatik memperkirakan bahwa variasi satu dan mungkin dua huruf sebenarnya tidak pernah dicetak secara banyak. Variasi ini digunakan bila terjadi kesalahan pada variasi tiga huruf yang resmi diedarkan. Jadi sebenarnya variasi 1 huruf (dan mungkin juga 2 huruf) setali tiga uang dengan variasi huruf X pada percetakan Peruri.

Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada katalog Pick tidak dicantumkan variasi satu huruf, karena sebenarnya variasi ini adalah seri pengganti.

Sekarang kita sudah bisa menjawab pertanyaan di bawah ini:


1. Terdapat perbedaan tentang variasi satu huruf pada KUKI dan Pick.
Mana yang benar KUKI atau Pick?
a. KUKI
b. Pick
c. Keduanya benar
d. Keduanya salah

Jawabannya adalah c (keduanya benar). Pick hanya mencantumkan variasi percetakannya sedangkan KUKI mencantumkan variasi seri penggantinya.


2. Kenapa hanya pecahan Rp.5 (1952) saja yang ada variasi satu hurufnya?
a. Pada pecahan lain variasi satu hurufnya sebenarnya ada tetapi belum ditemukan
b. Pecahan 5 terbanyak dicetak sehingga diperlukan variasi satu huruf
c. Percetakannya berbeda
d. Semuanya salah

Jawabannya adalah c (percetakannya berbeda), telah diterangkan diatas bahwa hanya pecahan 5 rupiah 1952 saja yang dicetak oleh TDLR, yang lainnya bukan.


3. Apa artinya variasi satu huruf?
a. Sebagai uang yang pertama dicetak, contohnya A sampai Z dulu, setelah habis terpakai baru dicetak variasi 2 huruf (AA-ZZ) dan setelah itu baru tiga huruf.
b. Terbalik dari di atas, pertama 3 huruf dulu, lalu 2 huruf, dan terakhir baru 1 huruf
c. Tidak mengikuti aturan tertentu
d. Bukan salah satu di atas

Jawaban yang benar adalah d (bukan salah satu di atas) karena variasi satu huruf adalah seri pengganti.


Sekarang kita semua sudah mengetahui, bahwa variasi satu huruf pada percetakan TDLR sebenarnya adalah seri pengganti. Tetapi tidak semua uang yang dicetak TDLR mempunyai variasi satu huruf, contohnya adalah seri RIS dan pecahan 500 rupiah 1958. Kedua uang kertas ini dicetak oleh TDLR tetapi tidak mempunyai variasi satu huruf. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut apakah variasi penggantinya pada uang2 tersebut.

Untuk percetakan2 lain seperti PERURI kita tahu bahwa variasi pengganti memakai huruf X, bagaimana dengan percetakan2 lain seperti Johan Enschede yang mencetak uang wayang dan seri kebudayaan lainnya? Kalau bukan satu huruf lalu apakah seri pengganti yang dipakai oleh percetakan tersebut?


Kita bahas lain kali.


Kesimpulan info uang kuno kali ini:
1. Variasi satu huruf sebenarnya adalah seri pengganti
2. Percetakan yang memakai cara ini adalah Thomas De La Rue




Kritik dan saran harap hubungi arifindr@gmail.com

No comments: