Monday, April 21, 2014

50. Variasi Rp.100 (1984)


100 Rupiah burung dara mahkota emisi 1984


Kita semua pasti mengetahui pecahan ini. Selain mudah didapat, harganyapun tidak terlalu mahal. Uang berwarna dominan merah dan bergambar burung dara mahkota ini memiliki pengaman berupa tanda air Garuda Pancasila di bagian kanan dan benang pengaman di bagian tengah.

Menurut buku Sejarah Bank Indonesia Periode IV: 1983-1997, uang ini diedarkan mulai tanggal 1 Februari 1985 dan ditarik pada tanggal 25 September 1995 untuk diganti dengan seri selanjutnya yaitu Rp.100 perahu Pinisi emisi 1992.



Dengan harga yang terjangkau dan mudah untuk didapatkan, rasanya semua kolektor pemula pasti memiliki uang ini. Tetapi walaupun sudah punya, tidak banyak diantara kita bahkan termasuk yang sudah lama berkecimpung di numismatik menyadari kalau uang ini sebenarnya memiliki 2 variasi. Untuk jelasnya mari kita lihat katalog:


1. KUKI
Sejak edisi perdana, KUKI dengan jelas membagi uang ini menjadi 2 variasi yaitu :
a. Cetak dalam/Engraved
b. Cetak rata /Lithographed

KUKI membagi 2 variasi tanpa ada perbedaan harga


2. Standard Catalog of World Paper Money (Pick)
Katalog Pick membagi uang ini menjadi 3 variasi :
a. Engraved
b. Litho.
c. Specimen

Pick membagi menjadi 3 variasi dengan harga yang berbeda, varian engraved lebih mahal dibandingkan litho.


Pada kesempatan kali ini kita akan membahas kedua variasi yang pertama yaitu engraved dan lithographed. Kita tidak membahas variasi ketiga yaitu variasi SPECIMEN yang memang cukup sulit ditemukan.

Variasi ketiga (SPECIMEN) pada katalog Pick


Mari kita lihat perbedaannya :
a. Engraved, dicetak di atas bidang yang berukir (kasar) maka uang akan teraba kasar.
b. Lithographed, dicetak di atas bidang yang rata maka hasilnya akan terasa halus.


1. WARNA
Variasi a berwarna lebih merah dibandingkan variasi b

Variasi a (atas) lebih merah dibandingkan variasi b (bawah)


2. PERABAAN
Bila kertas diraba dengan teliti maka pada variasi a akan terasa kasar, terutama di bagian tengah tepat di angka 100 nya. Dan bila diperhatikan dengan baik maka bagian tersebut memberikan kesan lebih 'timbul'
Untuk jelasnya perhatikan gambar di bawah.


Variasi a (atas) bila diraba akan terasa lebih kasar dibandingkan variasi b


3. Bila uang digosok dengan pensil pada selembar kertas tipis :
Kedua variasi a dan b :
- Tampak tanda air berupa Garuda Pancasila
- Tampak benang pengaman
Variasi a : Tampak angka 100 di bagian tengah, sudut kanan bawah dan kiri atas serta gelombang horisontal di margin atas dan margin bawah.
Variasi b : Tidak tampak
Cara ketiga ini adalah cara paling praktis untuk membedakan kedua variasi.

Variasi a (atas) tampak angka 100 dan gelombang horisontal


4. LAMPU UV
Bila anda memiliki lampu UV maka akan lebih mudah lagi untuk membedakannya, variasi a akan memberikan warna yang lebih gelap dibandingkan variasi b. Ingat kedua variasi harus dibandingkan bersama agar jelas perbedaannya. Bila hanya satu variasi saja yang disinar lampu UV maka akan sulit menentukannya karena tidak ada perbandingan.

Di bawah lampu UV tampak perbedaan warna variasi a (*) dibandingkan variasi b


Variasi a (kiri) memberikan warna lebih gelap dibandingkan variasi b


5. NOMOR SERI
Pecahan ini memiliki penomoran yang unik.
Prefiks terdiri dari 3 huruf dengan huruf kedua sebagai huruf kunci (acuan)
Nomor seri terdiri dari 6 angka dimana angka pertama tercatat hanya terdiri dari 0, 1, 2 dan 3. Saya belum menemukan yang angka pertamanya 4, karena itu mohon bantuan teman-teman apabila menemukan angka pertama lebih dari 3.
Dengan demikian tampaknya penomoran akan menghabiskan prefiksnya terlebih dahulu dari AAA sampai ZZZ baru angkanya meningkat. Mirip seperti pecahan 5000 Rupiah emisi 2001 Tuanku Imam Bonjol.

Nomor seri terdiri dari 3 huruf dan 6 angka dimana angka pertama adalah 0, 1, 2 dan 3


Dari uang yang angka pertamanya 3, ternyata prefiks huruf keduanya yang tercatat terbesar adalah F (mohon koreksi bila ada yang lebih besar lagi), sehingga sangat mungkin penomoran angka 3 ini belum sampai Z alias belum selesai. Karena itu kecil kemungkinan akan ada angka pertama 4 atau lebih. Untuk penomoran seri pengganti (X) atau specimen perlu penelitian lebih lanjut.

Nomor seri berawal 3, huruf keduanya baru sampai F

Lalu apa korelasi antara nomor seri dengan variasi a dan b?
Ternyata variasi a ditemukan pada seluruh uang yang angka pertamanya 0 dan sebagian yang angka awalnya 1. Sedangkan yang berawalan 2 dan 3 seluruhnya merupakan variasi b.

Angka pertama :
0 = variasi a
1 = sebagian a dan sebagian b (mungkin batasnya di xQx dan xRx)
2 = variasi b
3 = variasi b (tidak habis dipakai)


Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan kalau variasi a dicetak dengan jumlah yang kurang lebih sama banyak dengan variasi b. Tetapi karena variasi a dicetak lebih dulu maka sangat mungkin lebih sedikit yang tersisa sehingga seharusnya harga menjadi sedikit lebih mahal. Tidak heran katalog Pick memberikan harga lebih tinggi untuk variasi a.

Untuk membuktikannya mari kita mendata uang-uang milik kita, ada berapa lembarkah uang milik teman-teman yang tergolong :
Variasi a atau variasi b
Kirimkan hasil perhitungan anda ke email saya atau masukkan di shout box. Hasil akan diumumkan agar kita mengetahui perkiraan populasi kedua variasi.

Perhitungan sementara dari banyak kolektor :
Variasi a : 2400
Variasi b : 600
Perbandingan 4 : 1
Siapa menyusul?


Jakarta 21 Januari 2012
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com
Sumber :
1. KUKI
2. Pick
3. Sejarah Bank Indonesia Periode IV


4. Koleksi pribadi

No comments: