Monday, April 21, 2014

37. Rp.2.500 'KOMODO' 1957

Mari kita membahas lebih mendalam dengan uang yang berukuran 'besar' ini.

Pecahan 2500 rupiah tanpa tahun yang bergambar komodo ini memang berukuran lebih panjang dibandingkan uang-uang kertas lainnya. Dengan panjang 181 mm dan lebar 93 mm maka uang ini merupakan uang terpanjang yang pernah dikeluarkan oleh BI. Yang bisa mengalahkan hanya 'kakaknya' si banteng.


2500 rupiah komodo


VARIASI

Menurut KUKI variasi uang bernomor H-246 ini adalah sebagai berikut :
a. Angka 2500 1 huruf, 4 angka
b. Angka 2500 2 huruf, 4 angka
c. Angka 2500 2 huruf di atas 1 huruf, 5 angka

Variasi a (1 huruf) sebagaimana telah kita bahas adalah seri pengganti sehingga tidak perlu dipermasalahkan. Variasi b (2 huruf) memang umum dan dapat ditemukan pada pecahan2 dibawahnya. Yang menjadi perhatian adalah variasi c, mengapa dipergunakan bentuk yang tidak umum dan mengapa tidak dipakai saja variasi 3 huruf seperti pada pecahan2 lainnya?

Apakah variasi b (2 huruf) sudah habis dipakai semuanya sehingga perlu dicetak variasi ketiga? Kalau kita hitung jumlah kasarnya dengan asumsi bila semua huruf terpakai, maka untuk variasi 2 huruf akan menghasilkan hitungan 26x26x9999 = 6,76 juta lembar! Jumlah yang sangat banyak dibandingkan populasi penduduk Indonesia saat itu yang cuma sekitar 97 juta jiwa (sensus 1961). Padahal variasi 2 huruf tersebut bukanlah yang paling banyak ditemukan, justru variasi ketiga yang saat ini tersisa jauh lebih banyak. Jadi apakah variasi kedua terpakai semua hurufnya sehingga diperlukan variasi ketiga yang justru dicetak lebih banyak lagi? Bila demikian berapa jumlah populasi komodo secara keseluruhan? Bisa-bisa lebih banyak dari jumlah penduduknya.......

Untuk menjawab pertanyaan tersebut para kolektor memikirkan banyak kemungkinan dan diantaranya yang paling mungkin adalah :
Variasi pertama tetap merupakan seri pengganti.
Variasi kedua dicetak tetapi tidak sampai terpakai semua hurufnya, sampai huruf tertentu lalu digantikan variasi ketiga. Sampai dimanakah pemakaian huruf tersebut tentu perlu bantuan teman-teman semua. Komodo variasi 2 huruf sampai saat ini yang terbesar abjadnya adalah CH, bagaimana dengan milik teman-teman sekalian? Tolong email saya bila ada abjad yang lebih besar dari CH.

Bila ternyata benar variasi 2 huruf belum terpakai semuanya, mengapa perlu diterbitkan variasi ketiga? Dan mengapa variasi ketiga ini berupa 2 huruf di atas 1 huruf yang berbeda dibanding pecahan2 lainnya?
Hasil spekulasi para kolektor adalah: kemungkinan terbesar variasi ketiga BUKAN dicetak oleh Thomas De La Rue. Atau setidaknya pemberian nomor seri bukan dilakukan oleh TDLR.

Sebagai bukti mari kita lihat versi SPECIMEN yang ada pada pecahan ini.
Sampai saat ini telah ditemukan 2 variasi SPECIMEN yaitu :
1. Dengan stempel hanya bertulisan SPECIMEN dan
2. Dengan stempel 3 macam tulisan : SPECIMEN, TIDAK BERLAKU dan TJONTOH


Dua macam tipe SPECIMEN pada pecahan 2500 rupiah 'komodo'


Tipe SPECIMEN dengan stempel 3 macam kata tersebut hanya ditemukan pada pecahan komodo dan bunga 1000, tidak pernah ditemukan pada pecahan-pecahan lainnya. Adanya kata-kata 'TIDAK BERLAKU' dan 'TJONTOH' menunjukkan bahwa versi ini distempel di Indonesia.
Sekarang sebagai pelengkap mari kita bandingkan nomor seri antara keduanya:


Nomor seri versi SPECIMEN pertama dan kedua


Dengan demikian jelas bahwa variasi nomor seri ketiga (c) yaitu 2 huruf diatas 1 huruf merupakan versi yang sangat mungkin bukan dicetak oleh TDLR. Apakah variasi ini dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran? Jawabannya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.


Untuk sementara sebelum kita menemukan bukti-bukti lebih lanjut maka kita bisa menarik kesimpulan :
TDLR mencetak variasi 1 huruf dan 2 huruf, tetapi tidak sampai terpakai semuanya, sedangkan variasi ketiga sangat mungkin dicetak oleh PK. Hal ini juga terjadi pada pecahan 1000 rupiah seri bunga tahun 1959, ketiga variasi 1, 2 dan 3 huruf semuanya tercetak tulisan TDLR tetapi variasi keempat yang bentuk nomor serinya mirip dengan komodo tidak tercetak TDLR.


Bunga 1000 yang memiliki tipe SPECIMEN yang sama dengan komodo, perhatikan nomor serinya serta tidak adanya tulisan TDLR di bagian bawah


Karena itu kita harus mencari kebenaran yang sesungguhnya, apakah variasi ketiga benar dicetak oleh PK atau oleh percetakan lainnya, bila benar maka keterangan uang ini di KUKI harus diperbaiki menjadi :
a. Angka 2500 1 huruf, 4 angka dicetak oleh TDLR
b. Angka 2500 2 huruf, 4 angka dicetak oleh TDLR
c. Angka 2500 2 huruf diatas 1 huruf, 5 angka dicetak oleh PK (?)


SANERING

Pembahasan berikutnya tentang si komodo adalah banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman semua : Apakah uang ini juga ikut terkena sanering seperti yang terjadi pada kedua pecahan dibawahnya yaitu si macan dan si gajah?

Jawabannya adalah YA dan TIDAK.
TIDAK terkena sanering 1959 karena masa beredarnya komodo jauh sesudah masa beredar si macan dan si gajah, bahkan jauh setelah senering dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1959.
YA bila dikaitkan dengan sanering tahun 1965. Uang ini walau tidak terkena sanering 1959 tetapi terkena sanering 1965 (lihat Info Uang Kuno 43).

Untuk lengkapnya mari kita lihat masa beredarnya masing2 uang tersebut :
Rp.500 'macan' diedarkan mulai 6 Januari 1959 sampai dengan 21 September 1959
Rp.1000 'gajah' diedarkan mulai 2 September 1958 sampai dengan 21 September 1959
Rp.2500 'komodo' diedarkan mulai 1 September 1962 sampai dengan 13 Desember 1965

Selain itu bisa dilihat dari tanda tangan GUBERNUR BI di uang-uang tersebut. Macan dan gajah ditandatangani oleh Mr. Sjafrudin Prawiranegara (gubernur BI 1951-1957) sedangkan si komodo ditandatangani oleh Mr. Loekman Hakim yang menjabat pada tahun 1958-1959. Dengan demikian jelas bahwa komodo tidak terkena sanering 1959 sebagaimana yang terjadi pada macan dan gajah. Uang ini mulai dikeluarkan jauh setelah macan dan gajah ditarik dari peredaran.


Tanda tangan gubernur BI yang berbeda


HARGA

Yang terakhir dari artikel ini adalah pembahasan harga si komodo, mari kita lihat berapa besar perkembangan harga yang terjadi dari tahun ke tahun berdasarkan harga lelang.

Tahun 2005, pada lelang internasional selembar komodo variasi ketiga (UNC) terjual dengan harga US$157.50




Pada tahun 2007, jenis yang sama terjual seharga US$177.88 atau meningkat sekitar 13%




Pada lelang uang kuno ke 7 bulan Februari 2011 yang lalu terjual sekitar US$330 (belum termasuk fee) atau meningkat lebih dari 100% dibandingkan tahun 2005. Apakah masih ada kemungkinan untuk meningkat lagi? Mari kita lihat pada lelang-lelang berikutnya...............



Jakarta 22 Mei 2011
Mohon tanggapan dari teman-teman semua, kritik dan saran dapat dituliskan melalui arifindr@gmail.com.
Sumber :
1. KUKI
2. Mevius, Pick
3. Ebay
4. Kintamoney
5. Arsip lelang
6. Sejarah BI periode II
7. Koleksi gabungan teman-teman kolektor
8. Dan lain-lainnya

No comments: